Penyakit Hepatitis: Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Hati (liver) termasuk organ pencernaan yang berperan penting terhadap proses metabolisme tubuh. Infeksi virus penyakit hepatitis dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dalam proses pencernaan hingga penyaringan racun dan zat berbahaya dalam tubuh. Ketahui informasi selengkapnya mengenai penyakit hati ini dalam ulasan berikut.

Apa itu hepatitis?

Penyakit hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus sehingga mudah ditularkan dari orang ke orang. Setidaknya terdapat lima jenis virus hepatitis yang menyebabkan epidemi besar di berbagai belahan dunia, bahkan memakan ratusan ribu hingga jutaan korban jiwa, yaitu virus hepatitis A, B, C, D, dan E.

Selain itu, konsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu, serta penyakit autoimun dapat menjadi penyebab penyakit peradangan hati ini. Penyakit ini bisa diatasi dengan pengobatan medis yang disesuaikan dengan penyebabnya. Infeksi virus hepatitis A dan hepatitis B bisa dicegah melalui vaksinasi.

Penyebab dan faktor risiko hepatitis

Penyebab utama penyakit ini adalah infeksi virus yang berlangsung di dalam hati sehingga menyebabkan peradangan.

Kasus yang paling sering terjadi di Indonesia adalah infeksi virus hepatitis A, B, dan C (VHA, VHB, dan VHC). Ketiganya memiliki karakteristik virus yang berbeda sehingga berbeda pula cara penularannya.

1. Hepatitis A

Infeksi virus hepatitis A memunculkan gangguan kesehatan paling ringan dibandingkan jenis hepatitis lainnya.

Umumnya penyakit ini tidak memunculkan gejala. Ketika orang yang terinfeksi VHA, gejalanya berupa sakit kepala, mual dan muntah, dan penyakit kuning.

Penularan VHA dapat terjadi melalui konsumsi makanan dan minuman yang tercemar, kontak langsung dengan penderita, terutama ketika melakukan hubungan seks.

Penyakit ini dapat dicegah melalui vaksinasi dan penerapan perilaku bersih sehat.

2. Hepatitis B

Gejala hepatitis B akut yang muncul umumnya adalah mengalami rasa sakit di abdomen (bagian perut atas) di sebelah kanan, penyakit kuning, dan urine yang berubah warna gelap dan pekat seperti teh.

Penularan VHB 95% terjadi secara vertikal, yaitu ketika proses persalinan. Penularan sebesar 5% berlangsung secara horizontal, melalui proses transfusi darah, penggunaan jarum suntik, pisau cukur, dan transplantasi organ.

Infeksi virus ini bisa dicegah melalui vaksinasi sejak dini.

3. Hepatitis C

Penderita penyakit hati kronis seperti sirosis atau kanker hati cenderung lebih mudah mengalami hepatitis C. Umumnya infeksi VHC akan berkembang ke tahap kronis sehingga dibutuhkan pengobatan khusus.

Sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat meminimalisasi penyebaran VHC. Terlebih, virus ini memiliki tipe gen atau genotip yang berbeda-beda.

Sama halnya dengan VHB, infeksi VHC dapat ditularkan melalui transfusi darah, cairan tubuh, dan transplantasi organ.Penularan dari persalinan atau hubungan seksual terjadi dalam kemungkinan kecil.

Tanda dan gejala hepatitis

Tidak semua jenis hepatitis menunjukkan gejala. Gejala yang tidak terlalu kentara muncul pada tahap awal infeksi dalam sekitar 80% kasus.

Sisanya bisa menunjukkan gejala dengan tingkat yang bervariasi. Gejala bisa bersifat ringan tetapi juga parah bagi sebagian orang, meliputi:

  • demam,
  • kelelahan,
  • kehilangan nafsu makan,
  • mual atau muntah,
  • nyeri lambung,
  • nyeri sendi atau otot,
  • perubahan frekuensi BAB dan buang air kecil,
  • kulit dan bagian putih mata menguning,
  • gatal-gatal.
  • perubahan mental, seperti kurang konsentrasi atau koma, serta
  • perdarahan dalam.

Pengobatan hepatitis

Pengobatan yang paling umum dalam penanganan penyakit hepatitis meliputi obat-obatan berikut ini.

1. Interferon

Interferon adalah kombinasi dari obat-obatan antivirus. Interferon memasok protein bagi tubuh untuk melawan infeksi dan terutama untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan VHC agar mencegah komplikasi. Pengobatan interferon meliputi:

  • injeksi peginterferon alfa-2a,
  • injeksi peginterferon alfa-2b, dan
  • injeksi interferon alfa-2b.

2. Obat antivirus protease inhibitor

Protease inhibitor digunakan untuk mencegah penyebaran virus dengan menghentikan reproduksinya. Obat-obatan ini bisa digunakan secara oral. Beberapa dari obat-obatan antivirus protease inhibitor adalah:

  • telaprevir,
  • boceprevir, dan
  • paritaprevir.

3. Obat-obatan antivirus analog nukleosida

Obat-obatan antivirus analog nukleosida juga bekerja untuk mencegah pembentukan virus baru. Obat ini juga digunakan dalam kombinasi dengan terapi lainnya untuk mengobati hepatitis. Obat yang paling umum dari jenis ini adalah ribavirin.